Bau

Bau apa yang ada di tanganmu saat ini? coba sisipkan waktu semenit untuk membaui tanganmu.

Bawang putih….. baunya khas. Kupas bawang, potong-potong atau geprek, meletuslah baunya, apalagi uap atau asap ya, yang masuk ke baju yang kaukenakan untuk memasak… beuh…..

Bau ikan… ieuu…. kerja ikan, bersihkan sisik, ambil insang dan isi perut, lalu cuci…. singkat? Oow.. belum tentu.. it could takes time.. and the result is you gonna be smelly fish.

Lalu ada bau cumi-cumi……. ambil tulang plastiknya, bersihkan kantong tinta, tarik kulit tipis di luar, dan kruwek mulutnya yang bergigi… awas, kepalanya bisa nyeprot… dan tadaa…. tanganmu akan berwarna hitam dan baunya…. aduhai….

Ada lagi, kita bersihkan daging, buang lemak-lemaknya, cuci bersih, potong dan simpan dalam kantong-kantong sekali masak.. wah, tak kalah  khas, bau daging melekat di tangan…mmmmm…..

Atau bau ayam, buang isi perutnya, hilangkan saluran pembuangan, lemak-lemak, kepala, bersihkan pula hati dan ampelanya… hm.. bau ayam akan melekat sampai puas di tangan…..

Atau bau kolang-kaling yang direbus dengan daun pandan ? hmmm… kalau ini wangi….

Atau bau super pel jeruk jahe, rinso cair plus molto, sabun mandi dettol lemon, dan sunlite ? atau lengketnya margarine di mangkok tempat oles sate…

Bau-bauan itu melekat dan menguasai tangan, yang butuh waktu untuk menetralkannya kembali…sabun mandi, baik batangan maupun cair, hand and body lotion aroma coklat, hand sanitizer, atau bahkan roll on safe care, tidak serta merta membuat baunya hilang… it takes time….. maka kita harus sayang dengan tangan dan jari-jari kita. Kali waktu dia bekerja memencet tuts keyboard notebook, lain waktu dia terkena isi tinta spidol snowman, kali waktu dia berteman dengan dapur dan alat-alat kebersihan…kali waktu dia mengusap wajah kita dengan tissu basah atau pembersih dan menyegar wajah…

Ingat… meski sudah dicuci dan dibilas dengan sabun, tapi bau ikan, cumi, bawang putih, daging, atau ayam, tak mudah hilang dari tangan..

bau ini seolah ingin melekat dan menempelkan tanda bahwa, ‘Hey, aku baru saja menguasai tangannya!’

Ah, aku jadi teringat bapak. Beliau hobi cici tangan sembari cuci piring setelah beraktivitas di kebun. Supaya bau sunlite menggantikan bau dan kotoran yang melekat di tangannya… aku juga teringat ibu mertua, yang dengan tenangnya mencuci piring dengan air yang terbatas, karena air harus dibeli saat kemarau.. teringat pula pada tempat cuci di halaman belakang rumah yang dulu, dimana aku musti jongkok atau duduk dengan dingklik dan mengakibatkan kaki lembab dan perih.

kini, di tempat ini, tempat cuci piringnya berdiri. Aku tidak perlu khawatir kakiku akan terkena kelembaban dan berkuman lagi… hanya tanganku yang pasti mengikuti perubahan bau dan aroma, sesuai apa yang dikerjakan dan disentuhnya hari ini..