Si givi


Si givi adalah teman baru kami yang menyertai kebo megapro. Mengingat kami lebih sering motoran daripada mobil (memang gak punya mobil :), suami ngincer box untuk dipasang di kebo megapronya. Tujuannya saat kami bepergian dan beli sesuatu, tak perlu repot ngetheng-ngetheng hingga tangan terjerat kresek. Secara, tempat baru kami tinggal ini lumayan jauh ke mana-mana dan sekalinya keluar, belanjanya sekalian. Setelah browsing perihal box yang bisa dipasang di motor, berdiskusi tentang mana baiknya dan tepat untuk medan jelajah yang panjang, kami setuju : cari box yang bisa dipasang di samping kanan-kiri motor.
Cari di mana ? di Palu ? di Makassar? Wah, ke mana ya? Ternyata Tuhan berkehendak, suami musti melawat belajar ke PangkalanBun, Kalteng. Artinya.. dheng dheng dheng…. ada kesempatan menginjak Jawa lagi karena pesawat musti transit di Surabaya. Jadilah, kesempatan transit Surabaya digunakan untuk cari box motor. Dan voila ! terpasanglah si givi di kebo megapro, tampak kokoh mengangkut barang 6 kg.
Tinggal jauh membuat kami memilih barang yang kuat dan bandel, tahan banting, tahan lama, meski konsekuensinya ada pada harga. Si givi ini terbukti tangguh dan berjasa besar mengangkut buku, tinta printer, mantol, susu dancow, sampai cobek batu. Barang-barang tetap aman (insya Allah) meski kami parkir motor dan masuk pasar. Di tempat domisili sekarang, si givi jadi tempat belanja, mulai dari ikan, tahu, sayur, anggrek dan potnya (ya iyalah), wajan kecil, sampai keset rumah. Si empunya givi yang jago repacking, anak pramuka dan pecinta alam sih (hehe).
Trus, gimana caranya supaya itu ikan aman tersimpan di givi? Setiap kali belanja, saya selalu bawa tempat, mulai dari kresek, toples hadiah, sampai tupperware. Masukkan ikan, tahu, atau sayuran dalam kotak tupperware, s etelahnya, alasi dengan kresek yang besar. insya Allah aman sampai tujuan (masih ada lomba foto tupperware gak ya :D).
Ada juga pengalaman nahas si givi. Saat perjalanan dari Morowali-Palu, tepatnya di Parigi, suami ditubruk sapi.. (apa? Ditubruk sapi ? gimana ceritanya?). Saat itu jam 17.30, ada sapi menyeberang. Suami pelan kasih jalan si sapi. Selang 10 meter setelahnya, tiba-tiba ada sapi lain yang keluar dari semak dan berlari menyusul teman-temannya, nyundul bagian belakang kebo megapro, yang tak lain tempat si givi nangkring. Kerasnya tubrukan membuat tutup si givi terbuka, dan tas di dalamnya terlempar. Si sapi puyeng, suami pun berusaha mempertahankan keseimbangan di atas kebo megapro. It’s fine ! nah akibatnya si givi kehilangan ornamen hiasan di badannya deh(strip line).. Orang-orang pun menanyakan kondisi suami yang tertubruk sapi..hihi…dont’ worry, be happy…
Di perjalanan lainnya, karena kecepatan agak tinggi, dan kelupaan mengunci box, tutup si givi kiri terbuka dan terbanglah raincoat merah Rei yang belum berumur sebulan. Pernah juga, saat membawa karung arang, ternyata arang-arang itu menggores si givi. Walhasil, coretan hitam arang permanen menghias mulusnya si givi. Si empunya cuma menghela nafas, yah sudahlah, sebagai ingatan bahwa si givi pernah ngangkut sekarung arang, katanya.
Kebo megapro yang dipasangi si givi membuat kami sering diliat orang kalau lagi di jalan. Mungkin di sini tidak familiar ada box seperti itu ya. Kadang dikira motor polisi, kadang dikira penjual ikan (di sini penjual ikan menaruh ikannya di box gabus yang diikat di dudukan motor bagian belakang), kadang juga si givi dibilang sebagai keranjang belanjaan. Yang pasti, si givi jadi teman perjalanan kami yang baik. Terima kasih givi…..

Pelabuhan khusus CPO, Cinoki - Mamuju Utara

Pelabuhan khusus CPO, Cinoki – Mamuju Utara

di Palu

di Palu


Simpang jalan

Simpang jalan

Danau Poso, Jalur Tentena-Pendolo

Danau Poso, Jalur Tentena-Pendolo

di Morowali

di Morowali

over-baggage...?

over-baggage…?