Membaca Tanda Sakaratul Maut

Masuk ke bulan Dzulhijjah tahun ini, rasanya deg-degan. Selain idul adha dan ibadah haji, terngiang peristiwa 7 tahun lalu kala ayahanda wafat. Kini, ibunda tengah berjuang melawan sakit.

Qadarullah, kebetulan demi kebetulan, rencana yang pending, perjalanan dadakan, membawa pertemuan dan perpisahan. Manusia punya rencana, Tuhan juga punya.

Kanker

Kalau boleh mengibaratkan, sakit kanker itu seperti pertarungan bharatayuda. Antara kanker vs obat, untuk memenangkan jiwa dan raga. Mana yang kuat, siapa yang lemah. Saat tubuh melemah, sel kanker akan menyerang. Suka-suka dia ke mana, bermetastase ke tempat yang tak dinyana. Dia jahat.
Tiga tahun ini ibu menjalani treatment kanker. Berjuang di rumah sakit, antri lab, dokter, dan perjalanan bersama ambulance LazisMu.

Namun, ini juga kesempatan kami, pendamping, untuk mempelajari kehidupan dan kematian. Mengupayakan medis-non medis kmenuju kesembuhan, meski tak tahu arah pasti yang tepat.

Ternyata  ketenangan psikologis punya peran untuk mengembalikan keseimbangan. Ternyata semakin saleh seseorang, ujian hidupnya makin besar. Secara teori tahu, tapi secara  praktik belum tentu.

Sakaratul Maut
Tubuh memberikan pertanda, seperti apa sakaratul maut sesungguhnya, di sebulan sebelumnya. Jangan percaya simplifikasi adegan di film, apalagi sinetron.

Ini yang kami perhatikan manakala proses itu terbentang di hadapan. Saat manusia berteriak karena melihat yang tak kasat mata. Saat ia terjaga dan tak mau ditinggal sendirian, pagi hingga malam.

Maka tampaklah kebiasaan hidup dalam bedrest. Mengucap kata yang biasa terucap. Melakukan tindakan yang jadi kebiasaan.  Tayamum, sholat sunat dan sholat wajib, bahkan saat tubuh hanya mampu tiduran.

Tubuh mulai menolak makan, menolak minum obat, dan pandangan mata berubah sayu. Tangan dan kaki mulai dingin, nafas berat dan saturasi oksigen menurun. Yang paling kentara : telinga, tangan, dan kaki mingkup. Saat itulah sakaratul maut datang. Jangan tinggalkan beliau sendirian, bimbing untuk melafalkan Allah, Laa ilaha illallah…

Adakah yang ditunggu?
“Apakah masih ada yang ditunggu?” Umi yang membacakan doa dan ayat rukyah bertanya.
“Ya..” Ada kakak yang dalam perjalanan.

Lalu, para pendamping pun membacakan surat Al Kahfi. Ingat, Al Kahfi, bukan Yasin.

Kembali Umi memeriksa kondisi pasien, dan bertanya pada keluarga, “Apakah masih ada lagi yang ditunggu? Apakah ada masalah?” desak Umi.

“Tidak,” kami berucap.

Membaca tanda kematian, Umi melanjutkan  komunikasi dengan ibu, “Mboten sah ditenggo, nggeh, bu..”

“Eee..”. Ibu pun merespon lemah.

Ternyata, selepas persuasi dan lantunan surat di juz 15 tersebut, melesatlah ruh dari jasad.

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Allahummaghfirlaha warhamha waafihi wa’fuanha. Semoga rasa sakit selama ini menjadi penggugur dosa.

3 Dzulhijjah 1443 H, ibunda wafat  jam 10.50 WIB. Disucikan bakda dhuhur, dikebumikan bakda ashar, berdampingan dengan bapak. Bapak wafat 5 Dzulhijjah 1436 H. Mereka kompak di bulan haji, bulan suci.

Kini ibu dan bapak sudah berbincang di sana. Mungkin menanyakan kabar anaknya, adiknya, temannya, dan sudah sejauh apa pembangunan masjidnya.

Ada projek pembangunan Masjid Ar Rahman Seturan Yogyakarta. ‘Jika berkenan mohon karangan bunga dapat dialihkan untuk pembangunan masjid yang sedang dirintis.‘   Membangun masjid ini bukan untuk kami, namun untuk umat. Bagi yang ingin wakaf atas nama orang tua untuk pembangunan masjid, kami sangat terbuka. InsyaAllah amal jariyahnya turut mengalir pada semua.

Demikianlah. Pemersatu keluarga kami telah berpulang ke rahmatullah. Mohon kerelaan hati untuk memaafkan salah dan khilaf Ibu Azizah binti Muhadi. Semoga Allah swt memberikan tempat terbaik untuk beliau. Amiin.

Bagi saudara sekalian yang berkenan menyalurkan wakaf, sedekah, infak, amal jariyah, bisa disalurkan ke Ar Rahman Seturan Yogyakarta, Bank Syariah Indonesia KCP Yogya Ambarukmo no rekening 7134621235 a.n Yayasan Azizah Umar Said.

Semua dana yang masuk digunakan untuk pembangunan masjid. Langsung, untuk beli besi, ngecor semen, mbayar tukang, dst.. InsyaAllah kami menjaga amanah umat. Masjidnya bisa ditengok di Jl Seturan Raya, Depok Sleman.🙏

Masjid Ar Rahman Seturanhttps://youtu.be/z3GSPm_sMPA